PT Rifan Financindo Berjangka – Dolar Lanjutkan Tren Penguatan, Korban Tewas Covid-19 di AS Melonjak

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Dollar AS masih menguat pada Rabu (08/04). Tren ini dipicu oleh pergerakan investor yang mencari tempat berlindung aman di tengah sentimen negatif seputar wabah covid-19 dan kerusakan ekonomi dampak virus di Eropa menjadi semakin nyata.

Pada pukul 14.53 WIB mengutip data Investing.com, Indeks Dolar AS terus menguat 0,42% ke 100,338, sementara EUR/USD turun 0,28% di 1.0858 dan GBP/USD melemah 0,21% ke 1.2311. USD/JPY naik 0,13% ke 108,85.

Sementara itu USD/IDR bergerak melemah 0,31% ke 16.175,0 terhadap dolar AS pukul 14.59 WIB.

Amerika Serikat mencatat bertambahnya jumlah orang meninggal tertinggi harian akibat covid-19 sebanyak 1.800 orang pada Selasa. Gubernur Andrew Cuomo mengatakan bahwa jumlah orang meninggal di negara bagian New York juga meningkat.

Hal ini menebarkan sentimen negatif ke pasar karena sebelumnya New York mengalami dua hari perlambatan laju infeksi virus dan mencatat sedikit orang yang meninggal.

“Aksi penghindaran aset risiko dan dolar AS berjalan seiringan,” Ray Attrill, kepala strategi FX di National Australia Bank, mengatakan kepada CNBC.

“Peningkatan telah didasarkan pada statistik yang kurang lebih buruk dari berbagai belahan dunia lain … tetapi pandangan kami adalah bahwa pasar akan tetap fluktuatif – kami tidak dapat mengharapkan adanya berita baik yang sangat baik atau sangat buruk,” ia menambahkan.

Euro melemah setelah para menteri keuangan kawasan Eropa kesulitan mencapai kesepakatan tentang bagaimana membantu negara-negara anggota yang terdampak covid-19.

Poin yang menonjol tampaknya penerbitan instrumen utang publik untuk membiayai pengeluaran terkait covid-19, umumnya dikenal sebagai ‘obligasi corona’. Negara yang mendukung yaitu Prancis, Italia, dan Spanyol tetapi Jerman, Belanda, Austria, dan Finlandia menentang usulan tersebut.

Namun, kebutuhan akan bantuan dari segala sektor menjadi semakin jelas setiap harinya.

Bank of France memperkirakan pada Rabu bahwa ekonomi negara itu mengalami kontraksi 6% pada kuartal pertama akibat pemberlakuan langkah-langkah karantina wilayah untuk memerangi wabah covid-19. Itu akan menjadi kontraksi terbesar per triwulan sejak terjadi Perang Dunia II.

Dan langkah-langkah ini sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat pasca pers Italia melaporkan bahwa Italia mungkin tidak akan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar jelang bulan September – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Leave a comment