PT Rifan Financindo Berjangka – Ada Ancaman WW III, Harga Emas Dunia Siap Mengamuk

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Sang raksasa emas sepertinya benar-benar sudah mulai terbangun dari tidurnya dan bersiap mengamuk. Pada perdagangan pagi ini harga emas masih melanjutkan penguatan. Panemi corona (Covid-19) yang bisa berujung pada Perang Dunia III serta banjir stimulus fiskal sekaligus moneter menjadi tenaga untuk emas kian perkasa.

Harga emas dunia di pasar spot melanjutkan relinya. Kemarin harga bullion melesat 0,81%. Pagi ini pukul 09.00 WIB harga emas lanjut menguat 0,14% ke US$ 1.731,65/troy ons. 

Pasar kembali digegerkan oleh reaksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap China. Taipan properti asal Paman Sam itu menuding China telah gagal menangani wabah Covid-19 sehingga menyebabkan lebih dari 200 negara dan teritori di dunia terjangkit.

Kami punya banyak informasi, dan itu tidak bagus. Apakah (virus corona) datang dari laboratorium atau dari kelelawar, pokoknya berasal dari China. Mereka semestinya bisa menghentikan itu dari sumbernya,” kata Trump.

Kekecewaan Trump bisa berujung pada suatu hal yang buruk. Trump mungkin saja melancarkan aksi balas dendam ekonomi. Maklum akibat pandemi Covid-19 ekonomi Negeri Adidaya jadi luluh lantak. Pada kuartal pertama ekonomi AS mengalami kontraksi 4,8% (annualized). Menjadi kontraksi terdalam sejak krisis keuangan 2008 dan yang pertama sejak 2014 silam.

AS kini memang menjadi episentrum wabah dengan total orang yang positif Covid-19 mencapai lebih dari 1,3 juta. Lockdown di berbagai negara bagian AS membuat perputaran ekonomi Paman Sam seret dan hampir terhenti. Angka pengangguran melonjak tinggi.

Terakhir data Departemen Ketenagakerjaan AS menunjukkan ada 2,9 juta klaim tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 9 Mei 2020. Anga ini memang turun dari periode pekan sebelumnya yang mencapai 3,17 juta. Namun jika ditarik ke belakang, maka sejak pertengahan Maret sudah ada klaim tunjangan pengangguran sebanyak 36,5 juta. 

Hal ini menjadi sebuah kenyataan pahit yang harus diterima AS. Trump yang gusar jadi tak berselera untuk melanjutkan negosiasi dagang dengan partnernya Negeri Tirai Bambu. Kesepakatan dagang fase I yang diteken pada 15 Januari lalu terancam tak dilanjutkan.

Saking geramnya Presiden AS ke-45 itu bahkan beredar kabar AS tengah mempersiapkan sebuah Undang Undang yang bertujuan untuk menjegal China. China harus bertanggungjawab atas semua kekacauan yang terjadi hari ini. Seorang anggota Senat AS mengungkapkan, pemerintah sedang mematangkan Rancangan Undang-undang Pertanggungjawaban Covid-19 (Covid-19 Accountability Act).

Dalam UU tersebut, China disebut harus bertanggung jawab penuh dan siap menjalani penyelidikan yang dipimpin oleh AS, sekutunya, dan WHO. China juga bisa didesak untuk menutup pasar tradisional yang menyebabkan risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia menjadi sangat tinggi.

UU itu juga mengatur sanksi bagi China. Misalnya pembekuan aset warga negara dan perusahaan China di AS, larangan masuk dan pencabutan visa, larangan individu dan perusahaan China untuk mendapatkan kredit, sampai melarang perusahaan China untuk mencatatkan saham di bursa AS.

Saya sangat kecewa terhadap China, mereka seharusnya tidak pernah membiarkan ini terjadi. Kami sudah membuat kesepakatan (dagang) yang luar biasa, tetapi sekarang rasanya sudah berbeda. Tinta belum kering, dan wabah ini datang. Rasanya tidak lagi sama, keluh Trump – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Leave a comment