Rifan Financindo Berjangka – Harga Emas Melorot Jauh Ke Bawah US$ 1.900, Berani Beli Gak?

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas dunia merosot tajam dalam 2 hari terakhir, kembali ke bawah US$ 1.900/troy ons, bahkan cukup jauh.

Dolar Amerika Serikat (AS) yang bangkit dari keterpurukan membuat logam mulia ini tertekan.

Pada perdagangan Selasa kemarin ambrol 1,62% ke US$ 1.890,81/troy ons akibat dolar Amerika Serikat (AS) yang ngamuk. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam, kemarin naik 0,5%.

emas dunia juga melemah 0,39%, di saat yang sama indeks dolar naik tipis 0,01% setelah merosot dalam 3 hari beruntun

Pergerakan tersebut menegaskan korelasi negatif antara emas dunia dengan dolar AS. Sejak pekan lalu, kedua aset ini bergerak berlawan arah, indeks dolar AS hanya menguat sekali di hari Selasa, sisanya melemah. Sebaliknya, emas hanya melemah sekali di hari Selasa, sisanya menguat.

Kondisi saat ini sepertinya akan menguntungkan bagi dolar AS, sebab kembali dipenuhi ketidakpastian. Beberapa negara Eropa kembali menerapkan pembatasan sosial yang lebih ketat akibat penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang meningkat.

Sementara itu, stimulus fiskal di AS masih belum ada kejelasan, dan kemungkinan tidak akan cair hingga pemilihan presiden AS 3 November mendatang. Alhasil, dolar AS pun kembali diburu pelaku pasar.

“Banyak faktor menunjukkan dolar AS bisa naik lebih tinggi lagi,” kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities

Stimulus di AS kemungkinan tidak akan cair hingga pilpres selesai. Bank sentral China meredam penguatan yuan. Tidak ada alasan membeli euro, dan banyak posisi beli (long) euro yang akan dilikuidasi,” tambahnya.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (14/10/2020), harga emas mulai pulih. Pukul 16:34 WIB, emas dunia diperdagangkan di level US$ 1.895,48/troy ons, menguat 0,25% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Dengan kembali di bawah US$ 1.9000/troy ons tentunya memancing pelaku pasar untuk kembali ke melakukan aksi beli. Setidaknya menurut Jeff Clark, analis logam mulia senior di Goldsilver.com, menyatakan setiap penurunan emas merupakan peluang untuk beli kembali.

Meski volatilitas emas sedang tinggi, artinya naik turun tajam dalam waktu singkat dan sering sekali terjadi, Clark masih belum merubah pandangannya jika emas masih akan terus menguat (bullish).

“Ada banyak sekali alasan untuk berinvestasi di emas. Banyak sekali katalis untuk emas saat ini, bahkan lebih banyak dari rambut di kepala saya. Kondisi pasar saat ini sangat sempurna untuk emas,” kata Clark sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (9/10/2020) lalu.

Pemilihan presiden di AS yang memicu ketidakpastian, kerusuhan sosial, fundamental dolar AS yang buruk, kerusakan ekonomi akibat virus corona, stimulus moneter dan fiskal yang besar dan masih akan lebih besar lagi, serta suku bunga negatif, merupakan sebagian faktor yang membuat harga emas akan terus menanjak.

“Saya akan terus membeli emas, saya masih membeli perak, khususnya saat harga sedang turun sampai seseorang mengatakan ke saya semua masalah tersebut telah selesai,” katanya.

Clark juga menyatakan tidak akan khawatir meski harga emas belakangan ini sedang menurun, sebab masih banyak ketidakpastian di dunia ini yang akan membawa emas kembali ke atas US$ 2.000/troy ons.

Saya tidak akan terkejut jika di akhir tahun nanti emas berada di bawah US$ 2.000/troy ons. Sekali lagi, dalam gambaran besar, setiap penurunan harga emas merupakan peluang beli bagi saya – RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Leave a comment