RIFAN FINANCINDO BANDUNG – Krisis ekonomi akibat pandemi virus corona telah menyebabkan beberapa negara telah melikuidasi atau menambah cadangan emas mereka.
Data yang diperoleh dan dihitung oleh Finbold.com menunjukkan bahwa empat dari 12 negara teratas dengan cadangan emas tertinggi secara kumulatif menambahkan 208,34 ton emas antara Maret dan Desember 2020. Delapan negara lainnya secara kumulatif melikuidasi 12,78 ton emas selama periode yang sama.
Amerika Serikat masih memiliki cadangan tertinggi.
Negeri Paman Sam menambah 92,23 ton, meningkatkan deposit emasnya menjadi 9.057,38 ton dari 8.965,15 ton yang ditahan pada Maret lalu. Jerman mengikuti posisi kedua dengan 3.703,74 ton emas yang telah melikuidasi 5,4 ton dari 3.709,14 ton di bulan Maret. Cadangan emas Dana Moneter Internasional berada pada 3.100,38 ton, sedangkan pada Maret sebelumnya tercatat 3.101,53 ton. Institusi tersebut telah melikuidasi total 1,1 ton emas.
Sementara itu, Rusia memiliki 2.569,72 ton cadangan emas, bertambah 65,51 ton dari 2.504,21 ton yang ada di bulan Maret. China telah meningkatkan cadangannya sebesar 36,75 ton menjadi 2.196,55 ton per Desember 2020. Pada Maret, jumlahnya mencapai 2.159,8 ton.
Secara historis, negara menyimpan emas batangan melalui bank sentral atau kas mereka. Cadangan menambah nilai kelayakan kredit suatu negara dalam penerbitan mata uang dan obligasi.
Emas juga bertindak sebagai ukuran perlindungan terhadap inflasi, memperoleh pinjaman, dan mencegah kehancuran ekonomi. Selain itu logam mulia ini telah membantu negara-negara menangani dampak negatif dari hasil obligasi negara dan menjadi sumber nilai terhadap deflasi.
Kebutuhan akan sumber dana yang likuid sangatlah penting d tengah masa pandemi ini, mengingat penanganan pandemi seringkali terjadi secara darurat dengan melihat angka kenaikan kasus dan membutuhkan dana yang banyak untuk pengobatan pasien serta stimulus ekonomi – RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia.com
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA CAB BANDUNG 