PT Rifan Financindo Berjangka – Dihimpit Dolar AS & Bitcoin Cs, Emas Makin Jauhi US$ 1.800/Oz


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Setelah gagal tembus US$ 1.800/troy ons, harga emas terus melemah seiring dengan kebangkitan aset cryptocurrency Bitcoin dan sinyal rebound dolar AS. 

Harga emas melemah 0,28% di pasar spot pada perdagangan hari ini, Rabu (28/4/2021). Pada 09.45 WIB harga si logam kuning berada di US$ 1.771,7/troy ons. Emas semakin menjauhi level US$ 1.800/troy ons sebagai level resisten kuatnya. 

Indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang lain lanjut menguat dengan apresiasi 0,06%. Sementara itu Bitcoin yang sebelumnya crash ke bawah US$ 50.000 kini sudah balik ke US$ 55.000.

Pelaku pasar kini berfokus pada kebijakan moneter bank sentral AS The Fed. Tak ada perubahan signifikan yang berarti seharusnya dari kebijakan moneternya. Namun pasar menantikan sinyal dari The Fed kapan akan mulai melakukan tapering. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg, lebih dari 80% responden mengharapkan tapering mulai akan dilakukan pada kuartal keempat tahun ini. Dalam berbagai wawancara bos The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa kebijakan moneter akan tetap dovish selagi pasar tenaga kerja belum pulih dan inflasi masih rendah. 

Hal tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan kebijakan moneter tidak didasarkan atau dipatok terhadap waktu melainkan perkembangan indikator ekonomi itu sendiri. Untuk saat ini The Fed masih mempertahankan suku bunga acuan di kisaran nol persen dan melakukan pembelian aset-aset keuangan (quantitative easing/QE).

Besaran QE yang dilakukan oleh bank sentral adidaya itu senilai US$ 120 miliar per bulan. Hal ini membuat neraca dari The Fed menggembung lebih dari US$ 7 triliun dan membuat pasar banjir dengan likuiditas. 

Dalam kondisi seperti ini seharusnya emas diuntungkan. Namun akibat prospek perekonomian yang lebih baik, kampanya vaksin yang semakin gencar membuat risk appetite meningkat. 

Adanya ancaman inflasi yang tinggi tak lantas membuat emas semakin dilirik. Malah yang ada emas cenderung ditinggalkan. Banyak yang beralih ke cryptocurrency seperti Bitcoin untuk hedging terhadap ancaman tingginya inflasi.

Selagi harga emas masih di bawah US$ 1.800/troy ons, rasanya tekanan masih akan terus terjadi. Apalagi kalau dolar AS, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS hingga Bitcoin terus naik, maka emas bisa semakin tertekan – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA 

Sumber : cnbcindonesia.com

Leave a comment